MENGAPA RASULULLAH ‎ﷺ ‏ SANGAT MENCINTAI KHADIJAH

MENGAPA RASULULLAH ‎ﷺ ‏ SANGAT MENCINTAI KHADIJAH

✋🏼MENGAPA RASULULLAH ﷺ SANGAT MENCINTAI KHADIJAH 🌹


BAGIAN PERTAMA (1/4)


*_✒️Ustadz DR Firanda Andirja, MA_* حفظه الله تعالى

Bukanlah perkara yang mengherankan jika Nabi ﷺ sangat mencintai Khadijah. Hal ini dikarenakan banyak sebab diantaranya :

▪️PERTAMA :
Khadijah adalah cinta pertama Nabi ﷺ. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang cinta pertama sulit untuk dilupakan. 

*Penyair berkata,*

نَقِّلْ فُؤَادَكَ حَيْثُ شِئْتَ مِنَ الْهَوَى .  فَماَ الْحُبُّ إِلاَّ لِلْحَبِيْبِ الْأَوَّلِ

*"Pindahkanlah hatimu kepada siapa saja yang engkau mau..*

*Namun kecintaan (sejati) hanyalah untuk kekasih yang pertama.."*

وَكَمْ مَنْزِلٍ فِي الْأَرْضِ يَأْلَفُهُ الْفَتَى .  وَحَنِيْنُهُ أبَدًا لِأَوَّلِ مَنْزِلِ

*"Betapa banyak tempat di bumi yang sudah biasa ditinggali seorang pemuda..*

*Namun selamanya kerinduannya selalu kepada tempat yang pertama ia tinggali.."*

▪️KEDUA :
Khadijahlah yang telah memberikan keturunan kepadanya. Dari Khadijah, Allah ﷻ telah menganugerahkan kepada Nabi 2 orang putra (Abdullah dan Qasim) dan 4 orang putri (Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah)

▪️KETIGA :
Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Nabi ﷺ disaat kebanyakan orang mendustakan beliau.

Rasūlullāh ﷺ bersabda,

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ

*_“Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan hasanah (baik) dalam Islam maka baginya pahala dari perbuatannya itu dan pahala dari orang yang melakukannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”_* 
(HR Muslim no. 1017)

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallāhu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasūlullāh ﷺ bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

*_“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”_* 
(HR. Muslim no. 1893)

Ibnu Hajar berkata, *“Diantara keistimewaan Khadijah adalah ia merupakan wanita pertama umat ini yang beriman. Dialah yang pertama kali mencontohkan hal ini bagi setiap orang yang beriman setelahnya, maka bagi Khadijah seperti pahala seluruh wanita sesudahnya sebagaimana dalam hadits _“Barangsiapa yang mencontohkan sunnah yang baik maka baginya seperti pahala orang yang menjalankannya…”_* 

*Dan keistimewaan yang dimiliki oleh Khadijah ini juga dimiliki oleh Abu Bakar As-Shiddiq berkaitan dengan pahala kaum pria yang beriman setelah Abu Bakar. Tidak ada yang mengetahui besarnya pahala yang diraih oleh Abu Bakar dan Khadijah karena keistimewaan ini kecuali Allah ﷻ ”* 
(Fathul Baari 7/137)

▪️KEEMPAT :
Khadijahlah yang telah mengorbankan hartanya demi dakwah yang dilakukan suaminya. Dialah yang ikut memikul beban dakwah yang dirasakan dan dipikul oleh sang suami. Tidak seperti sebagian wanita yang justru menghalangi suaminya untuk berdakwah.

▪️KELIMA :
Khadijah adalah seorang istri yang ketika sang suami menghadapi kesulitan dan kegelisahan maka ia pun bersegera menenangkan hatinya. Tidak sebagaimana sebagian istri yang semakin menambah beban sang suami yang sudah berat memikul beban kehidupan.

Tatkala Nabi ﷺ pertama kali menerima wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril dengan bentuknya yang sangat dahsyat, Nabi pun ketakutan dan segera turun dari gua Hira menuju rumah Khadijah, lantas ia berkata, 

لَقَدْ خَشِيْتُ عَلَى نَفْسِي 

*_“Aku mengkhawatirkan diriku”_* 

Maka Khadijah menenteramkan hati suaminya seraya berkata dengan perkataan yang indah yang terabadikan di buku-buku hadits,

كَلاَّ أَبْشِرْ فَوَاللهِ لاَ يُخْزِيْكَ اللهُ أَبَدًا فَوَاللهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمِ وَتَصْدُقُ الْحَدِيْثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُوْمَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ

*“Sekali-kali tidak, bergembiralah. Demi Allah sesungguhnya Allah selamanya tidak akan pernah menghinakanmu. Demi Allah sungguh engkau telah menyambung tali silaturahmi, jujur dalam berkata, membantu orang yang tidak bisa mandiri, engkau menolong orang miskin, memuliakan (menjamu) tamu, dan menolong orang-orang yang terkena musibah.”* 
(HR Al-Bukhari no 3 dan Muslim no 160)

Khadījah selalu menguatkan dakwah suaminya, tidak pernah melemahkannya sedikitpun bahkan selalu mendorong suaminya untuk berdakwah. Tidak seperti sebagian wanita yang mengatakan, *“Sudahlah, jangan dakwah terus, lelah.”*

Oleh karena itu, para ulama menyebutkan diantara perkara yang menakjubkan yaitu Khadījah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā tidak pernah merasakan kelezatan hidup saat Islam jaya. Beliau meninggal sebelum Rasūlullāh ﷺ memperoleh kemenangan-kemanangan. Khadījah meninggal 3 tahun sebelum Rasūlullāh ﷺ berhijrah, masa-masa dimana Islam ditekan, para shahābat dibunuh dan diintimidasi oleh orang-orang kafir Quraisy. Khadījah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā ditinggalkan oleh teman-temannya, wanita-wanita Quraisy tidak ingin berteman dengan Khadījah karena dia mengikuti suaminya. Ini bukanlah perkara yang ringan bagi seorang wanita.

*Menurut para ulama, Allāh ingin menyimpan seluruh pahala Khadījah, tidak diberikan di dunia tetapi diberikan seluruhnya di akhirat..*


*🔗 BERSAMBUNG  إن شآ ء ألله*

Sumber: Grup Whatsapp (Majelis Parenting)