SOLUSI
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KONTEMPOLER
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Seminar Agama Islam
Dari dosen :Mohammad Romdhon. S. Ag
Disusun oleh :
Jenab
|
09512028
|
Mela Amelia
|
09512029
|
Irma Sri Rahayu
|
09512030
|
|
|
|
|
|
|
Kelas 3 C
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb.
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT. Yang mana atas berkat dan rahmat-Nya lah kami bisa
menyelesaikan tugas Seminar Agama Islam. Tidak lupa sholawat serta salam semoga
selalu terlimpah kepada nabi besar Kita Muhammad SAW.
Alhamdulilah, pada
kesempatan kali ini kami bersama kelompok
dapat menyelesaikan tugas Seminar
Agama Islam
ini dengan baik dan tepat pada waktunya, meskipun isi dari makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, kami selaku penyusun ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Alloh SWT yang telah
melindungi kita dari segala halangan dan rintangan dalam penyusunan laporan
ini.
2. Orang tua kami yang telah
banyak memberikan dukungan baik materi maupun non materi.
3. Bapak Mohammad Romdhon S. Ag. selaku dosen mata kuliah Seminar
Agama Islam.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar di kemudian hari
kami bisa lebih baik lagi dalam membuat makalah ini. Kami berharap makalah ini
bisa memberikan manfaat khususnya bagi kami umumnya bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Garut, Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................
i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ................................................................................
1.2
Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3
Tujuan Penulisan ............................................................................................
1.4
Metode Penyusunan .......................................................................................
1.5
Sistematika Penyusunan .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian,
problematika, dan solusi Pendidikan Agama islam kontempoler di lingkungkungan
keluarga .........................................................................................................................
2.2
Pengertian,
problematika, dan Solusi Pendidikan Agama islam Kontempoler di Sekolah
2.3
Pengertian,
Problematika, dan Solusi Pendidikan Agama Islam Kontempoler di Masyarakat.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpuan ....................................................................................................
3.2 Saran .............................................................................................................
Daftar Pustaka ...................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perbincangan-perbincangan umum tentang islam,
apalagi dalam pembahasan bidang-bidang khusus seperti pendidikan islam,
Indonesia sangat di abaikan, walaupun negri ini negri muslim, yang paling bayak
penduduknya. Hal ini di sebabkan karena adanya kesan umum bahwa indonesia
adalah kawasan islam yang berada “di luar arus pemikiran intelektual”. Namun di
masa-masa akhir ini telah terjadi kegiatan intelektual islam tingkat tinggi di
Indonesia. Dan muncul kelompok progresif dan konservatip dalam islam di
Indonesia, teteapi dalam tibanya masa kemerdekaan, mulailah tahap baru yang
khusus, yang sangat di names di Indonesia, tidak hanya dalam lapangan politik,
tetapi juga dalam pendidikan islam. Walaupun tidak ada karya yang menyeluruh
ataupun sekedar memadai tentang sejarah pendidikan islam di Indonesia memang
bagus dan informative, tapi bagaimana pun juga, beberapa tahun ini melaancarkan
program ilmiah, tentang pendidikan islam di Indonesia, di mana kementrian
pendidikan dan kementrian agama kedua-duanya terlibat, namun sedemikian jauh
sedikit sekali yang di ketahui mengenai usaha ini di dunia luar. Dan Indonesia
terpaksa memulai langkah baru dalam pendidikan islam jalur-jalur modern. Dan Perkembangan yang cukup signifikan pada paruh pertama
abad XX adalah semakin meningkatnya intensitas perjuangan negara-negara Muslim
Untuk melepaskan diri dari dominasi kolonial Barat. Perjuangan tersebut banyak
membuahkan hasil, dengan dicapainya kemerdekaan di banyak negara Muslim. Namun
dengan kemerdekaan yang dicapai tersebut, tidak berarti pula mereka telah lepas
sama sekali, dari bayang-bayang dan dominasi Barat.
1.2. Rumusan Masalah
Untuk
Memudahkan Penyusunan dalam makalah ini, penyusun merumuskan masalah yang akan
dikedepankan yaitu :
1.
Apa
pengertian, Problematika, dan solusi Pendidikan Agama Islam Kontempoler di
lingkungan keluarga?
2.
Apa pengertian, Problematika,dan solusi
Pendidikan Agama Islam Kontempoler di lingkungan Sekolah?
3. Apa pengertian, Problematika, dan solusi
Pendidikan Agama Islam Kontempoler di lingkungan Masyarakat?
1.1 Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penyusunan Makalah ini adalah
1.
Untuk Mengetahui pengertian, problematika,
dan Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam Kontempoler dikeluarga.
2.
Untuk Mengetahui pengertian, problematika,
dan Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam Kontempoler di Sekolah
3.
Untuk Mengetahui pengertian, problematika dan
Solusi Problematika Pendidikan Agama islam Kontempoler Masyarakat
1.2 Metode Penyusunan
Dalam
Penyusunan Makalah ini penyusun menggunakan 2 metode yaitu :
1.
Kajian Pustaka, Mengambil referensi dari buku-buku
yang relepan yang menyangkut dengan judul makalah tersebut
2.
Searching, Mengambil referensi dari internet.
1.3 Sistematika Penulisan
Penyusunan Makalah ini terdiri dari :
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latar
Belakang masalah
1.2
Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Penulisan
1.4 Metode Penyusunan
1.5 Sistematika penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, problematika dan Solusi
Pendidikan agama islam kontempoler dikeluarga
2.2 Pengertian, problematika dan Solusi
Pendidikan agama islam kontempoler disekolah
2.3 pengertian, problematika, dan Solusi Pendidikan Agama Islam
Kotempoler dimasyarakat
BAB 111 PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2 Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, problematika dan Solusi
Pendidikan agama Islam kontempoler dikeluarga
2.1.1 Pengertian Problematika Islam
kontempoler di Lingkungan Keluarga
1.Pengertian
Islam Kontempoler
Menurut H.
U. Sobandi Al-Gunturi (2010) Pengertian Pendidikan Islam Kontemporer adalah
Sistem pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai Islami bersumber pada Al-Qur’an,
Al-sunnah dan hasil ijtihad pakar pendidikan Islam yang berorientasi kekinian
selaras dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern serta kebutuhan dan tuntutan
masyarakat modern.
Menurut Asrori S (2009) “Pendidikan islam kontempoler selama beberapa
abad terakhir, peradaban Islam seakan mengalami kemerosotan bahkan kemunduran
akibat kurangnya pendidikan yang mencerdaskan”.
Menurut penulis Pendidikan kontempoler adalah potret pendidikan islam yang terlihat sekarang yang mempengaruhi tingkah laku saat ini,
dangan melihat aturan-aturan yang bersumber pada ajaran-ajaran dan
aturan-aturan islam. dan Sebagai bangsa yang dikenal religius, seharusnya
keberagamaan mempunyai kontribusi untuk mengurangi kejahatan sosial di sekitar
kita. Nyatanya, belum ada tanda-tanda demikian. Karena masyarakat modern sangat
membutuhkan perubahan sesuai dangan perubahan jaman menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
.
2. Pendidikan dan keluarga
Ahmad
D Marimba (Dalam Nur Uhbiyati 1998:9) ‘Pendidikan adalah bimbingan jasmani,
rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam’
Dari pendapat di atas maka saya dapat merumuskan bahwa apa yang di
maksud dengan pendidikan adalah segala upaya atau proses pendidikan yang di
lakukan untuk membimbing tingkah laku manusia baik individu maupun sosial,yang
mempengaruhi tingkah laku seseorang sesuai dengan aturan-aturan islam’
Menurut Anton M Meliono(1989: 413) “pengertian
umum keluarga adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat,
yang terdiri atas ibu, bapak, dan anak”,
Sedangkan menurut Hasan Ayub (1994: 225) “keluarga ialah suatu kumpulan
manusia dalam kelompok kecil yang terdiri dari atas suami, istri, dan
anak-anak”
Menurut Nur Uhbiyati(1998:73).”Keluarga adalah ikatan laki-laki dengan
wanita berdasarkan hukum atau undang-undang perkawinan yang sah. Di dalam
keluarga ini lahirlah anak-anak. Di sinilah terjadi interaksi pendidikan"
Allah berfirman:
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
siksaan api neraka…”(QS. At-Tahrim: 6)
Rasulullah
saw Bersabda yang Artinya:
“Dari Abu Huraerah radhiallahu anha, sesungguhnya
Rasulullah saw, bersabda: “Tiada seorang anak pun dilahirkan, melainkan
dilahirkan dalam atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan
ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (Hadits Riwayat Bukhory).
Menurut
(Arfipin : 2003) “Arti pendidikan agama dalam lingkungan keluarga adalah
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam, menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama. Menurut ajaran-ajaran islam yang berlangsung di
lingkungan keluarga
Menurut
Penulis Pendidikan Agama di lingkungan keluarga adalah pemberian sejumlah
pengetahuan kepada seorang anak, yang di terapkan di lingkungan keluarga,
biasanya di terapkan dan di jalankan oleh orang tuanya,terutama ibunya, dia
mengajarkan kepada anaknya kebiasaan-kebiasaan baik, sikap-sikap yang baik
menurut ajaran islam, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan
contoh dan bimbingan keluarganya. Sekali lagi bahwa yang dimaksud dengan
pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga itu merupakan pemberian sejumlah
pengetahuan keagamaan dengan berbagai teori keagamaan, akan lebih ditekankan
pada praktek hidup sehari-hari di lingkungan keluarga itu dilandasi dengan
ajaran agama, sehingga hasilnya pendidikan agama itu sendiri akan betul-betul
melekat dalam pribadi anak. Dan Pendidikan di lingkungan keluarga ini merupakan
pendidikan pertama dan utama. Di katakana demikian karena di lembaga inilah
anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya. Di samping itu pendidikan di
sini mempunyai pengaruh yang dalam terhadap kehidupan anak kemudian hari.
2.1.2 Problematika
Pendidikan Kontemporer Agama Islam Dikeluarga
Problematika pendidikan kontempoler Agama islam di keluarga yaitu:
1. Bagaimana cara mendidik anak-anak tentang Islam
dan prinsip-prinsip dan tradisi keagamaan dalam ajaran islam
2. Bagaimana peran dari pendidikan Islam di rumah
3.Permasalahan pemilihan sekolah apakah anak-anak
dimasukan di sebuah "sekolah Islam" atau di sekolah umum atau swasta?
4. Permasalahan Pengajaran moral dan akhlak mulia dalam
lingkungan keluarga
5.Pengamanan tidak hanya iman Islam, tetapi juga
budaya dan tradisi Islam.
Perlu diingat bahwa pada diri anak itu
terdapat kecenderungan-kecenderungan ke arah yang baik, akan tetapi dilengkapi
dengan kecenderungan ke arah yang jahat. Maka tugas keluarga dalam hubungan ini
adalah menghidup-suburkan kecenderungan ke arah yang baik. Dan menjinakan
kecenderungan ke arah yang jahat. Suatu pengaruh pendidikan yang paling
pundamental dan fungsional dalam pribadi, bilamana pengaruh tersebut ditanamkan
dalam pribadi anak yang masih berada pada awal perkembangannya. Pengaruh
tersebut akan menjadi benih utama yang dapat berpengaruh dalam perkembangannya
lebih lanjut. Oleh karena itu benih-benih potensial yang mampu mendorong anak
untuk mengembangkan pribadinya dalam alternatif pemilihan lapangan hidup
manusia di masa dewasanya sesuai bakat
dan kemampuan.
Menurut penulis Problatika pendidikan
Agama islam kontempoler di keluarga saat ini adalah tak lepas dari bimbingan
orang tua yang tak sepenuhnya membingbing seorang anak, sehingga dengan
kesibukan dan mungkin dengan pribadi yang enggan mempelajari agama, sehingga anak pun tumbuh dan
berkembang menjadi seorang anak yang kurang mencerminkan pribadi yang kurang
baik, Problematika seperti itu, akan mempengaruhi sikap seorang anak di
lingkungan keluarga yang akan di bawanya kelingkungan masyarakat, seorang anak
yang broken home akan bisa di bedakan dengan anak-anak yang di bimbing oleh
orang tuanya. Kekurangan belaian kasih sayang orang tua menjadikan anak keras
kepala, sulit di atur, mudah memberontak dan lain-lain, tetapi sebaliknya kasih
sayang yang berlebihan menjadikan anak manja, penakut, tidak cepat untuk dapat
hidup sendiri.
2.1.3 Solusi Problematika Pendidikan
Agama islam Kontempoler di lingkungan
keluarga
Menurut Fazlur Rahman (1985:
155) ’salasatu solusinya nyaitu dengan menerima pendidikan sekuler modern
sebagaimana yang telah berkembang di barat dan mencoba untuk
“mengislamkannya”nya, yakni mengisinya dangan konsep-konsep kunci tertentu dari
islam’.
Menurut penulis solusi problematika pendidikan
agama islam kontempoler di lingkungan keluarga yaitu:
1.
Orang tua seharusnya memberikan pendidikan
yang baik kepada anak-anaknya,dan orang tua harus pandai dan tepat memberikan kasih
sayang kepada anaknya jangan kurang dan jangan berlebihan.
2.
Kunci pendidikan dalam keluarga sebenarnya terletak pada
pendidikan rohani dalam arti pendidikan kalbu. Karena pendidikan agamalah yang
berperan besar dalam membentuk pandangan hidup seseorang.
3.
Solusi Pendidikan agama islam kontempoler di
lingkungan keluarga nyaitu pendidikan islam harus di kembalikan kepada
fitrahnya dengan tampa mengesampingkan dimensi-dimensi penting, dan harus di
rancang sedemikian rupa supanya pendidikan di keluarga dapat mengembangkan
potensi yang di miliki oleh seorang anak secara alami, dan kreatif dalam
suasana kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab.
4.
Kembangkan sejak dini pendidikan islam, dan
biasakan mengenalkan kebiasaan baik sesuai dengan tuntunan Al-Quran, agar anak
terbiasa dan menjadi pribadi yang shalih. Dan jika orang tua sibuk percayakan
pada madrasah, atau percayakan pada guru pembimbing khusus.
5. lebih ditekankan adanya bimbingan yang
terarah dan berkelanjutan dari orang-orang dewasa yang bertanggung jawab di
lingkungan keluarga untuk membimbing anak dan berusaha menciptakan
suasana kehidupan beragama di lingkungan keluarga.
2.2 pengertian, problematika, dan Solusi Problematika
Pendidikan Agama Islam Kontempoler diSekolah
2.2.1 Definisi Pendidikan di Lingkungan Sekolah
1. Pendidikan dan Sekolah
Menurut M.J.
Langeveld (1995) “Pendidikan Adalah usaha
menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya, agar bisa mandiri,
akil-baliq, dan bertanggungjawab secara susila”.
Pendapat penulis, yang di maksud dengan pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Umar Tirtarahardja (2005: 172) “Sekolah adalah
sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan”
Pendapat penulis, maka sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa
atau(“murid") di bawah pengawasan guru.
Menurut Ahmad
Tafsir, Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa agar memahami ajaran Islam ( knowing ), terampil melakukan atau
mempraktekkan ajaran Islam ( doing ), dan mengamalkan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari- hari ( being ).
Pendapat penulis, bahwa Pendidikan Agama di Sekolah
adalah Lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan
pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana adalah Sekolah.
Guru- guru yang melaksanakan tugas pembinaan, pendidikan dan pengajaran
tersebut adalah orang- orang yang telah dibekali dengan pengetahuan tentang
anak didik, dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas kependidikan.
2.2.2 Problematika
Pendidikan Kontempoler Agam Islam di Sekolah
Menurut H. Abuddin Nata (2003) Lebih jauh
dikemukakan bahwa selanjutnya ada delapan masalah pokok system pendidikan
agama di sekolah: (1) menurunnya moral dan akhlak peserta didik (2) pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan dan pemerataan kualitas pendidikan (3) rendahnya
mutu pendidikan di berbagai jenjang dan jenis pendidikan; (4) masih rendahnya
efisiensi internal system pendidikan nasional; (5) masih rendahnya efisiensi
eksternal system pendidikan dan pelatihan; (6) Kelembagaan pendidikan dan
pelatihan; (7) manajemen pendidikan yang tidak sejalan.
Pendapat penulis pokok permasalahan yang menjadi sumber utama
problematika pendidikan agama di sekolah selama ini hanya dipandang melalui
aspek kognitif atau nilai dalam bentuk angka saja, tidak dipandang bagaimana
siswa didik mengamalkan dalam dunia nyata sehingga belajar agama sebatas
menghafal dan mencatat. Hal ini mengakibatkan pelajaran agama menjadi pelajaran
teoritis bukan pengamalan atau penghayatan terhadap nilai agama itu sendiri.
2.2.3
Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menurut H. Abuddin Nata, M.A. (2003: 23-31) solusi
problematika pendidikan agama islam di sekolah yaitu :
1.
Dengan merubah
orientasi dan focus pengajaran agama yang semula bersifat subject matter
oriented, yakni dari yang semula berpusat pada pemberian pengetahuan agama
dalam arti memahami dan menghafal ajaran agama sesuai kurikulum, menjadi
pengajaran agama yang berorientasi pada pengalaman dan pembentuk sikap
keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama.
2.
Dengan cara menambah
jam pelajaran agama yang diberikan diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. kegiatan ekstra kurikulum perlu ditambah dan dirancang sesuai
dengan kebutuhan dengan penekanan utamanya pada pengalaman agama dalam
kehidupan sehari- hari.
3.
Dengan cara
meningkatkan perhatian, kasih saying, bimbingan dan pengawasan yang diberikan
oleh kedua orang tua dirumah. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa anak-
anak yang sedang tumbuh dewasa dan belum membentuk sikap keagamaannya sangat
memerlukan bantuan dari kedua orang tua.
4.
Dengan cara
melaksanakan tradisi ke-islaman yang didasarkan pada Al-Quran dan Al-Sunnah
yang disertai dengan penghayatan akan makna dan pesan moral yang terkandung
didalamnya.
Pendapat penulis,
Perlunya kesadaran siswa didik sebagai khalifatullahfil‘ardh akan membangun
semangat bahwa agama tidak sebatas ritual saja. Akan tetapi, akan membangun
toleransi, menjunjung kebenaran, dan keadilan. Dengan hal ini, agama berfungsi
sebagai media penyadaran. Adapun kekurangan jam pelajaran agama disekolah dapat
diatasi dengan menawarkan para siswa dalam kegiatan “ Ekstra Kurikuler “
anatara lain dengan kegiatan shalat berjama’ah, pendalaman agama melalui
pesantren kilat, qiyamul lail (melaksanakan
ibadah shalat dan amaliah keagamaan lainnya diwaktu malam), memberikan santunan
kepada fakir miskin, dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.
2.3
Pengertian, Problematika, dan solusi pendidikan Agama
islam Kontempoler di Masyarakat
2.3.1 Pengertian Problematika Pendidikan Agama Islam Kontempoler di Masyarakat
1. Pengertian problematika
Problematika
adalah akar dari kata bahasa inggris “problem” yang artinya, soal, masalah atau
teka teki juga berarti problematic yaitu ketidaktentuan.
Pendidikan
adalah suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya
kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan),
afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek keterampilan) yang didmiliki
oleh seorang individu. problematika pendidkan adalah persoalan-persoalan atau
permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan.
Persoalan-persoalan pendidikan tersebut
2.Pengertian Pendidikan
Menurut Burlian Somad secara garis besar
meliputi hal sebagai berikut adanya ketidak jelasan tujuan pendidikan, ketidak
serasian kurikulum, ketiadaan tenaga pendidik yang tepat dan cakap, adanya
pengukuran yang salah ukur serta terjadi kekaburan terhadap landasan
tingkat-tingkat pendidikan.
3. Pengertian masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan orang yang
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya yang terdiri lebih dari satu
kelompok atau golongan yang saling membutuhkan antara yang satu dengan yang
lainnya.
4.
Pengertian Pendidikan Islam
Ada beberapa pendapat tentang pengertian Pendidikan islam
diantaranya:
1.
Menurut al-Syaibaniy
mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku
individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.
Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu
aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam
masyarakat.
2.
Menurut Muhammad
Fadhil al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan,
mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan
nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut,
diharapkan bisa membentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.
3.
Ahmad Tafsir
mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh
seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Menurut Penulis pendidikan Islam adalah
suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan
kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan
dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran
Islam yang diyakininya.Sesuai dengan aturan Al-Qur’an dan as-sunnah yang
diharapkan dapat membimbing perilaku seseorang menuj kepada kepribadian yang
sholeh dan sholehah dan mampu menjadi seorang musim yang hakiki. Dan Konsep
dasar pendidikan islam yakni usaha, kemanusiaan, perkembangan, proses,
bimbingan oleh manusia secara sadar.
2.3.2 Problematika
Pendidikan islam di Masyarakat
Menurut Fazlur Rahman (1985:150)
“Problematika pendidikan islam di masyarakat yaitu tek lepas dari
perbincangan-perbincangan umum tentang slam, apalagi dalampembahasan bidang-bidang
khusus seperti hukum dan pendidikan islam Indonesia sangat diabaikan, walaupun
negeri ini negeri muslim yang paling banyak penduduknya”.
Menurut mastuhu (2003) problematika pendidikan islam
di masyarakat, Indonesia merupakan negara yang mayoritas Islam. Akan tetapi
dalam hal pendidikan, pendidikan islam tidak menjadi mayoritas dalam kedudukan
pendidikan nasional. Sudah menjadi rahasia public bahwa pendidikan Islam di
pandang selalu berada pada posisi deretan kedua atau posisi marginal dalam system
pendidikan nasional. Padahal, pendidikan apa pun itu, Baik pendidikan nasional
ataupun pendidikan Islam, pada hakekat nya pendidikan adalah
mengembangkan harkat dan martabat manusia, memanusiakan manusia agar
benar-benar mampu menjadi khalifah.
Ini mengindikasikan bahwa
pendidikan islam di Indonesia masih dibalut sejumlah problematika. Suatu
Permasalahan dapat muncul dari elemen-elemen intern maupun ektern yang ada di
sekitar badan itu sendiri. Begitu juga dalam pendidikan, bahwa problem-problem itu
berakar dari penyebab eksternal dan penyebab internal (Subliyanto: 2010).
Problem internal hingga ekternal pun hadir di tengah-tengah pendidikan Islam.
Mulai dari permasalahan internal dalam hal managemen hingga persoalan ekternal
seperti politik dan ekonomi menambah sederet daftar problem yang mestinya
ditindak lanjuti.
1.
Faktor Internal
Yang dimaksud dengan
factor internal ialah hal-hal yang berasal dari dalam madrasah.
Adapun
faktor-faktor internal dalam pendidikan Islam,yaitu :
a.
Manajemen pendidikan
Islam yang terletak pada ketidak jelasan tujuan yang hendak di capai, ketidak
serasian kurikulum terhadap kebutuhan masyarakat, kurangnya tenaga pendidik
yang berkualitas dan profesional, terjadinya salah pengukuran terhadap hasil
pendidikan serta masih belum jelasnya landasan yang di pergunakan untuk
menetapkan jenjang-jenjang tingkat pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga
keperguruan tinggi. (Abidin : 2010)
Menurut Moh Raqib bahwa problem mutu lulusan
lembaga pendidikan islam selama ini adalah alumni yang bisa dibilang tidak atau
kurang kreatif. Indikasi hal tersebut tampak pada alumni yang relative banyak
tidak mendapat lapangan kerja dan lebih mengandalkan untuk menjadi PNS
sementara lowongan kerja untuk PNS sangat terbatas. Ini menunjukkan rendahnya kreatifitas
untuk menciptakan lowongan kerja sendiri. (Raqib: 89).
Tentunya fenomena ketidak kreatifan peserta didik tentu saja tidak lepas dari
system pendidikan dan pembelajaran yang ada di lembaga pendidikan yang memenag
sering kali tidak menekankan peserta didik untuk bersikap kreatif. Padahal
menegemen siswa yang meliputi pengolahan siswa menjadi output yang menarik itu
penting. Hal ini menunjukkan bahwa menegemen pendidikan dalam lembaga
pendidikan islam pada umumnya belum mampu menyelenggarakan pembelajaran dan
pengelolaan pendidikan yang efektif dan berkualitas.
b.
Kompensasi
profesional guru yang masih sangat rendah. Para guru yang merupakan unsur
terpenting dalam kegiatan belajar mengajar, umumnya lemah dalam penguasaan
materi bidang studi, terutama menyangkut bidang studi umum, ketrampilan
mengajar, manajemen keles, dan motivasi mengajar. Para guru seharusnya
mempunyai kompetensi padagogik , kepribadian, profesional, dan sosial. (Qurroti
: Scirbd.com ). Faktanya tak jarang ditemui guru mengeluhkan nasibnya
yang buruk, guru tidak berkompeten untuk melakukan pengarahan; dan guru yang
merasa bahwa tugasnya hanya mengajar.
c.
SDM yang kurang
·
Pemimpin sekolah yang
lemah dalam komunikasi dan negosiasi. Pimpinan pendidikan Islam bukan hanya
sering kurang memiliki kemampuan dalam membangun komunikasi internal dengan
para guru, melainkan juga lemah dalam komunikasi dengan masyarakat, orang tua,
dan pengguna pendidikan untuk kepentingan penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas.
2.
Faktor Eksternal
Faktor berasal
dari luar madrasah, tetapi berpengaruh terhadap perkembangan dan dinamika
madrasah.
Adapun
faktor-faktor eksternal yang dihadapi pendidikan Islam, meliputi :
a.
Adanya perlakuan
diskriminatif pemerintah terhadap pendidikan Islam.
b.
Alokasi dana yang
diberikan pemerintah sangat jauh perbedaannya dengan pendidikan yang berada di
lingkungan Diknas. Terlepas itu semua, apakah itu urusan Depag atau Depdiknas,
mestinya alokasi anggaran negara pada pendidikan Islam tidak terjadi
kesenjangan, Padahal pendidikan Islam juga bermisi untuk mencerdaskan bangsa,
sebagaimana juga misi yang diemban oleh pendidikan umum. kebijakan pemerintah
yang kurang memerhatikan maksimal terkait dengan penyelenggaraan pendidikan
Islam.Walau diakui ada kemajuan tapi masih jauh dari harapan rakyat Indonesia
yang mayoritas berpenduduknya beragama Islam.
c.
Secara sociocultural
politis pendidikan Islam berlangsung semenjak masuknya Islam di persada Nusantara.
Sejak lama masyarakat menumbuh-kembangkan pendidikan Islam baik di mesijid
maupun pesantren dengan cara bergotong royong. Kemandirian Paradigma masyarakat
terhadap lembaga pendidikan islam masih sebelah mata. Lembaga pendidikan
Islam merupakan alternatif terakhir setelah tidak dapat diterima di
lembaga pendidikan di lingkungan Diknas, itulah yang sering kita temui di
sebagian masyarakat kita. Pandangan masyarakat yang demikian menjadi indicator
rendahnya kepercayaan mereka terhadap lemabga pendidikan islam.
2.1. Solusi
problematika pendidikan islam kontemporer di masyarakat
Solusi
problematika pendidikan islam konpemporer di masyarakat diantaranya:
1.
Meningkatkan Kehidupan beragama, agar
perkembangan pribadi manusia sesuai dengan norma islam
2.
Meningkatkan
Kehidupan sosial, agar dapat berkembang menjadi sistem bebas dari penghisapan
manusia lain
3.
Meningkatkan
Kehidupan politik, agar tercipta sistem demokrasi yang sehat dan dinamis sesuai
dengan islam
4.
Melestarikan Budaya,
agar menjadi manusia penuh keindahan dan kegairahan dengan nilai norma
5.
Meningkatkan Ekonomi,
terbina masyarakat yang adil dna makmur dengna ridha Allah SWT
6.
Meningkatkan
Pengetahuan, yang bertujuan agar berkembang menjadi alat untuk menapai
kesejahteraan umat manusia yang dikendalikan oleh iman.
Menurut penulis solusi dari problematika pendidikan islam kontemporer di
masyarakat. Masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi pihak yang menuntut
pendidikan yang bermutu, tetapi juga berperan serta memberikan masukan pikiran,
tenaga dan biaya bagi kemampuan pendidikan. Bentuk partisipasi masyarakat dalam
pendidikan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu dengan
uang, material atau barang, solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan, antara lain: sistem ekonomi, sistem
politik, sistem sosial, ideologi, dan lainnya.tidak Dan masyarakat diharapkan tidak terbawa oleh
pergaulan-pergaulan yang berada di luar yang negatif dengan memperkuat aqidah
pada diri kita dan dapat menjadi masyarakt yang taat pada aturan islam.
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pendidikan Agama
islam kontempoler di lingkungan keluarga adalah Pemberian pendidikan yang di lakukan oleh orang
tua berdasarkan nilai-nilai Islami bersumber pada Al-Qur’an, Al-sunnah dan
hasil ijtihad pakar pendidikan Islam yang berorientasi kekinian selaras dengan
kemajuan ilmu dan teknologi modern serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat saat
ini. Ploblematika Pendidikan
agama islam di keluarga adalah kurangnya bimbingan orang tua, dan kesalahan
mendidiknya, sehingga orang tua memberi kebebasan sehingga anak terjatuh pada
jurang kemaksiatan.Solusinya yaitu, orang tua seharusnya memberikan pendidikan
yang baik kepada anak-anaknya,dan orang tua harus pandai dan tepat memberikan
kasih sayang kepada anaknya jangan kurang dan jangan berlebihan.
2. Pendidikan
Agama Islam di sekolah adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami
ajaran Islam , terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam, dan
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Problematika pendidikan
agama secara umum hanya mengedepankan aspek
kognitif atau hasil pencapaian akhir terhadap suatu mata pelajaran. Solusi
problematika disekolah dengan cara menambah jam pelajaran agama yang diberikan
diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
3. Masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling
berinterksi satu dengan yang lainnya yang terdiri lebih dari satu kelompok atau
golongan yang saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Problematika pendidikan Islam dibedakan menjadi 2 sumber
internal dan eksternal. Sumber internal yang berasal dari dalam madrasah
meliputi manajemen madrasah, SDM yang kurang, dll. Sedangkan pada eksternal
yang berasal dari luar meliputi kebijakan pemerintah yang dikotomik dan
paradigma yang negatif oleh masyarakat terhadap madrasah. Solusi pendidikan islam
kontemporer di masyarakat diharapkan
tidak terbawa oleh pergaulan-pergaulan yang berada di luar yang negatif dengan
memperkuat aqidah pada diri kita dan dapat menjadi masyarakt yang taat pada
aturan islam.
3.2
Saran
Dari masalah masalah yang terjadi di lingkungan Keluarga,
sekolah, dan Masyarakat seharusnya kita lebih meningkatkan dan menegakan aqidah
kita, dan lebih meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT, kerena jika kita
berpegang teguh kepada ajaran agama islam, maka tak akan problematika-problematika
yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Al-Hadits
Uhbiyati,
Nur. (1998). Ilmu Pendidikan Islam,
Bandung: Pustaka Setia
Hakim, Atang ABD dan Mubarak, Jaih. (2000). Metodologi Study Islam. Bandung: PT Remaja Posda Karya
Rahman, Fathur.(1985). Islam dan Modernitas, Bandung: Pustaka
www.mambaussholihin.com
http://smait.nurhidayahsolo.com/index.php/component/content/article/70-karya-siswa/83-makalah-problematika-pendidikan-agama-islam-di-kelurga
http://smait.nurhidayahsolo.com/index.php/component/content/article/70-karya-siswa/83-makalah-problematika-pendidikan-agama-islam-di-sekolah