Dakwah dalam Islam

Dakwah dalam Islam


 

DAKWAH DALAM ISLAM

Berikut merupakan kesimpulan materi yang berkaitan dengan Dakwah dalam Islam. 

1. Dakwah adalah menyeru, memanggil, mengajak, suatu yang baik dan benar, dilakukan melalui lisan, tulisan maupun perbuatan guna menyampaikan ajaran islam kepada umat islam. 

2. Dakwah juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut

·         Dakwah islamiah yang asli

·         Dakwah yang bersifat Rabbani

·         Dakwah yang membawa makna Islah

3.   Tujuan Dakwah dalam islam merupakan tujuan umum untuk membangun masyarakat yang lebih baik melalui pengetahuan yang mendalam dalam ajaran islam serta mengubah manusia kea rah yang lebih baik didunia dan di akhirat, sehingga dapat memecahkan masalah dalam kehidupan.

4.       Aspek Dakwah diantarnya

1.       Media dakwah

2.       Media fisik

3.       Mad’u

5.  Manajemen (perencanaan) adalah suatu proses pemikiran terhadap penentuan  pekerjaan yang akan dikerjakan untuk waktu kedepannya dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

6.  Proses perencanaan Dakwah terdiri dari :

1.       Perkiraan masa depan

2.       Perumusan sasaran dan tujuan

3.       Menyusun program

4.       Penjadwalan

5.       Penetapan prosedur

6.       penganggaran

MENGAPA RASULULLAH ‎ﷺ ‏ SANGAT MENCINTAI KHADIJAH

MENGAPA RASULULLAH ‎ﷺ ‏ SANGAT MENCINTAI KHADIJAH

✋🏼MENGAPA RASULULLAH ﷺ SANGAT MENCINTAI KHADIJAH 🌹


BAGIAN PERTAMA (1/4)


*_✒️Ustadz DR Firanda Andirja, MA_* حفظه الله تعالى

Bukanlah perkara yang mengherankan jika Nabi ﷺ sangat mencintai Khadijah. Hal ini dikarenakan banyak sebab diantaranya :

▪️PERTAMA :
Khadijah adalah cinta pertama Nabi ﷺ. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang cinta pertama sulit untuk dilupakan. 

*Penyair berkata,*

نَقِّلْ فُؤَادَكَ حَيْثُ شِئْتَ مِنَ الْهَوَى .  فَماَ الْحُبُّ إِلاَّ لِلْحَبِيْبِ الْأَوَّلِ

*"Pindahkanlah hatimu kepada siapa saja yang engkau mau..*

*Namun kecintaan (sejati) hanyalah untuk kekasih yang pertama.."*

وَكَمْ مَنْزِلٍ فِي الْأَرْضِ يَأْلَفُهُ الْفَتَى .  وَحَنِيْنُهُ أبَدًا لِأَوَّلِ مَنْزِلِ

*"Betapa banyak tempat di bumi yang sudah biasa ditinggali seorang pemuda..*

*Namun selamanya kerinduannya selalu kepada tempat yang pertama ia tinggali.."*

▪️KEDUA :
Khadijahlah yang telah memberikan keturunan kepadanya. Dari Khadijah, Allah ﷻ telah menganugerahkan kepada Nabi 2 orang putra (Abdullah dan Qasim) dan 4 orang putri (Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah)

▪️KETIGA :
Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Nabi ﷺ disaat kebanyakan orang mendustakan beliau.

Rasūlullāh ﷺ bersabda,

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ

*_“Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan hasanah (baik) dalam Islam maka baginya pahala dari perbuatannya itu dan pahala dari orang yang melakukannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”_* 
(HR Muslim no. 1017)

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallāhu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasūlullāh ﷺ bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

*_“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”_* 
(HR. Muslim no. 1893)

Ibnu Hajar berkata, *“Diantara keistimewaan Khadijah adalah ia merupakan wanita pertama umat ini yang beriman. Dialah yang pertama kali mencontohkan hal ini bagi setiap orang yang beriman setelahnya, maka bagi Khadijah seperti pahala seluruh wanita sesudahnya sebagaimana dalam hadits _“Barangsiapa yang mencontohkan sunnah yang baik maka baginya seperti pahala orang yang menjalankannya…”_* 

*Dan keistimewaan yang dimiliki oleh Khadijah ini juga dimiliki oleh Abu Bakar As-Shiddiq berkaitan dengan pahala kaum pria yang beriman setelah Abu Bakar. Tidak ada yang mengetahui besarnya pahala yang diraih oleh Abu Bakar dan Khadijah karena keistimewaan ini kecuali Allah ﷻ ”* 
(Fathul Baari 7/137)

▪️KEEMPAT :
Khadijahlah yang telah mengorbankan hartanya demi dakwah yang dilakukan suaminya. Dialah yang ikut memikul beban dakwah yang dirasakan dan dipikul oleh sang suami. Tidak seperti sebagian wanita yang justru menghalangi suaminya untuk berdakwah.

▪️KELIMA :
Khadijah adalah seorang istri yang ketika sang suami menghadapi kesulitan dan kegelisahan maka ia pun bersegera menenangkan hatinya. Tidak sebagaimana sebagian istri yang semakin menambah beban sang suami yang sudah berat memikul beban kehidupan.

Tatkala Nabi ﷺ pertama kali menerima wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril dengan bentuknya yang sangat dahsyat, Nabi pun ketakutan dan segera turun dari gua Hira menuju rumah Khadijah, lantas ia berkata, 

لَقَدْ خَشِيْتُ عَلَى نَفْسِي 

*_“Aku mengkhawatirkan diriku”_* 

Maka Khadijah menenteramkan hati suaminya seraya berkata dengan perkataan yang indah yang terabadikan di buku-buku hadits,

كَلاَّ أَبْشِرْ فَوَاللهِ لاَ يُخْزِيْكَ اللهُ أَبَدًا فَوَاللهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمِ وَتَصْدُقُ الْحَدِيْثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُوْمَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ

*“Sekali-kali tidak, bergembiralah. Demi Allah sesungguhnya Allah selamanya tidak akan pernah menghinakanmu. Demi Allah sungguh engkau telah menyambung tali silaturahmi, jujur dalam berkata, membantu orang yang tidak bisa mandiri, engkau menolong orang miskin, memuliakan (menjamu) tamu, dan menolong orang-orang yang terkena musibah.”* 
(HR Al-Bukhari no 3 dan Muslim no 160)

Khadījah selalu menguatkan dakwah suaminya, tidak pernah melemahkannya sedikitpun bahkan selalu mendorong suaminya untuk berdakwah. Tidak seperti sebagian wanita yang mengatakan, *“Sudahlah, jangan dakwah terus, lelah.”*

Oleh karena itu, para ulama menyebutkan diantara perkara yang menakjubkan yaitu Khadījah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā tidak pernah merasakan kelezatan hidup saat Islam jaya. Beliau meninggal sebelum Rasūlullāh ﷺ memperoleh kemenangan-kemanangan. Khadījah meninggal 3 tahun sebelum Rasūlullāh ﷺ berhijrah, masa-masa dimana Islam ditekan, para shahābat dibunuh dan diintimidasi oleh orang-orang kafir Quraisy. Khadījah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā ditinggalkan oleh teman-temannya, wanita-wanita Quraisy tidak ingin berteman dengan Khadījah karena dia mengikuti suaminya. Ini bukanlah perkara yang ringan bagi seorang wanita.

*Menurut para ulama, Allāh ingin menyimpan seluruh pahala Khadījah, tidak diberikan di dunia tetapi diberikan seluruhnya di akhirat..*


*🔗 BERSAMBUNG  إن شآ ء ألله*

Sumber: Grup Whatsapp (Majelis Parenting)
 Meneladani Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu

Meneladani Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu

 Meneladani Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu



Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling utama bahkan ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Abu Bakar memeluk Islam tatkala orang-orang masih mengingkari Nabi.

Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu mengatakan, “(Di awal Islam) Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya bersama lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhum ‘ajmain.” (Riwayat Bukhari).

Sebagaimana telah masyhur, laqob ash-shiddiq disematkan padanya karena ia selalu membenarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana pada pagi hari setelah kejadian isra mi’raj orang-orang kafir berkata kepadanya, “Temanmu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam”. Abu Bakar menjawab, “Jika ia berkata demikian, maka itu benar”.


Keutamaan Abu Bakar

Pertama, dijamin masuk surga dan memasuki semua pintu yang ada di sana, padahal saat itu beliau masih menjejakkan kaki di muka bumi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah, mereka yang berpuasa akan dipanggila dari pintu puasa, yaitu pintu Rayyan. Lantas Abu Bakar bertanya; “Jika seseorang (yang masuk surga) dipanggil dari salah satu pintu, itu adalah sebuah kepastian. Apakah mungkin ada orang akan dipanggil dari semua pintu tersebut wahai Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakar.” (HR. al-Bukhari & Muslim).

Kedua, Abu Bakar adalah laki-laki yang paling dicintai oleh Rasulu shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‘Amr bin Al Ash radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi shallallahu’alahi wa sallam, “Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim).

Ketiga, Allah mempersaksikan bahwa Abu Bakar adalah orang yang ikhlas dalam mengamalkan ajaran Islam. Allah Ta’ala berfirman,

وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى. الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ. وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ. إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ. وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)

Para ulama, di antaranya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata, sebab turun ayat ini adalah berkaitan dengan Abu Bakar ash-Shiddiq (Tafsir as-Sa’di, Hal: 886).

Keempat, orang-orang musyrik menyifati Abu Bakar sebagaimana Khadijah menyifati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang diperintahkan Rasulullah untuk berhijrah ke negeri Habasyah. Meskipun Abu Bakar lebih senang berada di sisi Rasulullah, namun Rasulullah mengkhawatirkan keselematan Abu Bakar karena kabilahnya termasuk kabilah yang lemah, tidak mampu melindunginya dari ancaman orang-orang kafir Quraisy.

Dalam perjalanan menuju Habasyah, saat sampai di suatu wilayah yang bernama Barku al-Ghumad, Abu Bakar berjumpa dengan seseorang yang dikenal dengan Ibnu Dughnah yang kemudian menanyakan perihal tentangnya. Lalu Ibnu Dughnah mengajaka Abu Bakar kembali ke Mekah dan ia berkata kepada kafir Quraisy, “Apakah kalian mengusir orang yang suka menghilangkan beban orang-orang miskin, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu, dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (Riwayat Bukhari)

Sifat yang sama seperti sifat yang dikatakan Ummul Mukminin Khadijah tatkala menenangkan Rasulullah tatkala pertama kali menerima wahyu.

Oleh karena itu, tidak heran sampai-sampai Umar bin al-Khattab menyifati keimanan Abu Bakar dengan permisalan yang sangat luar biasa. Umar mengatakan, “Seandainya ditimbang iman Abu Bakar dengan iman seluruh penduduk bumi, niscaya lebih berat iman Abu Bakar.” (as-Sunnah, Jilid 1 hal. 378).


Meneladani Abu Bakar

Pertama, meneladani kecintaannya kepada Rasulullah.

Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia menceritakan, setiap harinya Rasulullah selalu datang ke rumah Abu Bakar di waktu pagi atau di sore hari. namun pada hari dimana Rasulullah diizinkan untuk berhijrah, beliau datang tidak pada waktu biasanya. Abu Bakar yang melihat kedatangan Rasulullah berkata, “Tidaklah Rasulullah datang di waktu (luar kebiasaan) seperti ini, pasti karena ada urusan yang sangat penting”. Saat tiba di rumah Abu Bakar, Rasulullah bersabda, “Aku telah diizinkan untuk berhijrah”. Kemudian Abu Bakar menanggapi, “Apakah Anda ingin agar aku menemanimu wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Iya, temani aku”. Abu Bakar pun menangis.

Kemudian Aisyah mengatakan, “Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu”.

Abu Bakar kemudian berkata, “Wahai Nabi Allah, ini adalah kedua kudaku yang telah aku persiapkan untuk hari ini”. Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Subhanallah! Abu Bakar menangis bahagia karena bisa hijrah bersama Rasulullah. Padahal hijrah dari Mekah ke Madinah kala itu benar-benar membuat nyawa terancam, meninggalkan harta, meninggalkan keluarga; anak dan istri yang ia cintai, tapi cinta Abu Bakar kepada Rasulullah membuatnya lebih mengutamakan Rasulullah daripada harta, anak, istri, bahkan dirinya sendiri.


Kedua, menangis saat membaca Alquran.

Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya sehingga tatkala membaca Alquran, matanya senantiasa berurai air mata. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Abu Bakar agar mengimami kaum muslimin. Lalu Aisyah mengomentari hal itu, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang sangat lembut, apabila ia membaca Alquran, ia tak mampu menahan tangisnya”. Aisyah khawatir kalau hal itu mengganggu para jamaah. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin.

Karena bacaan Alqurannya pula, orang-orang kafir Quraisy mengeluh kepada Ibnu Dhughnah –orang yang menjamin Abu Bakar- agar ia meminta Abu Bakar membaca Alquran di dalam rumahnya saja, tidak di halaman rumah, apalagi di tempat-tempat umum. Mereka khawatir istri-istri dan anak-anak mereka terpengaruh dengan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Abu Bakar.


Ketiga, berhati-hati terhadap harta yang haram atau syubhat.

Dikisahkan pula dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:

“Abu Bakar ash-Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata, ‘Apakah Anda tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya, ‘Dari mana?’ Ia menjawab, ‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Yang Anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan.” (HR. Bukhari).

Kami tutup tulisan ini dengan sebuah hadits dari Anas bin Malik. Ada seseorang yang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, Anas mengatakan, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.” (HR. Bukhari).

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)

Artikel www.KisahMuslim.com


Read more https://kisahmuslim.com/4515-meneladani-abu-bakar-ash-shiddiq-radhiallahu-anhu.html#more-4515

Sumber : Grup Whatsapp (Majelis Parenting)

ISTRI ADALAH PAKAIAN BAGI SUAMI, SUAMI PAKAIAN BAGI ISTRI

ISTRI ADALAH PAKAIAN BAGI SUAMI, SUAMI PAKAIAN BAGI ISTRI

ISTRI ADALAH PAKAIAN BAGI SUAMI, SUAMI PAKAIAN BAGI ISTRI
Interaksi dan muamalah antar suami istri yang baik adalah bagaikan pakaian yang berjalan sebagaimana fungsinya. Di antaranya adalah:

1️⃣ SANGAT DEKAT
al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan: "Tidak ada persatuan (kedekatan) antar dua ruh yang lebih besar dibandingkan antar suami istri." (Tafsir al-Quranil Adzhim karya Ibnu Katsir, saat menafsirkan surat al-A’raaf ayat 189)

2️⃣ SALING MEMBUTUHKAN
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan: "Karena suami membutuhkan istrinya, sebagaimana pakaian (yang dibutuhkan)." (Tafsir al-Baqoroh libni Utsaimin)

3️⃣ MEMBERIKAN KENYAMANAN & KETENTRAMAN
Allah ta'ala berfirman:
*"Dan di antara tanda-tanda (kekuasaan-Nya), Allah cipakan untuk kalian jenis kalian pasangan, agar kalian merasa tentram kepadanya…"* (QS. ar-Ruum: 21)

4️⃣ SALING MENUTUPI AIB/KEKURANGAN
"Wahai anak Adam, sungguh telah Kami turunkan kepada kalian pakaian yang menutupi aurat kalian…" (QS al-A’raaf: 26)

5️⃣ MEMPERLAKUKAN DENGAN BAIK
"Dan mereka (para istri) berhak mendapatkan perlakuan baik sebagaimana mereka wajib memperlakukan (suami) dengan baik." (QS al-Baqoroh: 228)

6️⃣ SALING MENJAGA & MELINDUNGI
*"Dan Dia (Allah) menjadikan untuk kalian pakaian yang melindungi kalian dari panas dan pakaian yang melindungi kalian saat perang."* (QS. an-Nahl: 81)

7️⃣ SALING MENGARAHKAN PADA KETAKWAAN
"…Dan pakaian ketakwaan itu adalah yang terbaik." (QS. al-A’raaf: 26)

Semoga Allah Ta’ala memberikan taufiq dan pertolongan kepada segenap keluarga kaum muslimin.
➖➖➖➖➖➖➖➖@salaf.ittiba

Jangan lupa dibaca zikir paginya..
Sumber : Grup Whatsapp -Majelis Parenting-