SOLUSI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KONTEMPOLER

SOLUSI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KONTEMPOLER


 SOLUSI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KONTEMPOLER

 

MAKALAH

 

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Agama Islam

Dari dosen :Mohammad Romdhon. S. Ag

 

Disusun oleh :

Jenab

09512028

Mela Amelia

09512029

Irma Sri Rahayu

09512030

 

 

 

   

 

 

Kelas 3 C

 

 

 

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

 

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

GARUT

2012

 

 

KATA PENGANTAR

 

                                         Assalamualaikum wr. wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang mana atas berkat dan rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan tugas Seminar Agama Islam. Tidak lupa sholawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada nabi besar Kita Muhammad SAW. 

Alhamdulilah, pada kesempatan kali ini kami bersama kelompok  dapat menyelesaikan tugas Seminar Agama Islam ini dengan baik dan tepat pada waktunya, meskipun isi dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami selaku penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1.      Alloh SWT yang telah melindungi kita dari segala halangan dan rintangan dalam penyusunan laporan ini.

2.      Orang tua kami yang telah banyak memberikan dukungan baik materi maupun non materi.

3. Bapak Mohammad Romdhon S. Ag. selaku dosen mata kuliah Seminar Agama Islam.

Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar di kemudian hari kami bisa lebih baik lagi dalam membuat makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi kami umumnya bagi para pembaca.

 

   Wassalamu’alaikum wr.wb.

 

 

 

 

 

 

            Garut,    Maret 2012

 

 

                                                                                                Penyusun

                                                                DAFTAR ISI

 

Kata Pengantar................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................  ii

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah ................................................................................

1.2  Rumusan Masalah ..........................................................................................

1.3  Tujuan Penulisan ............................................................................................

1.4  Metode Penyusunan .......................................................................................

1.5  Sistematika Penyusunan .................................................................................

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Pengertian, problematika, dan solusi Pendidikan Agama islam kontempoler di lingkungkungan keluarga .........................................................................................................................

2.2  Pengertian, problematika, dan Solusi Pendidikan Agama islam Kontempoler di Sekolah

2.3  Pengertian, Problematika, dan Solusi Pendidikan Agama Islam Kontempoler di Masyarakat.

 

BAB III PENUTUP

3.1    Kesimpuan ....................................................................................................

3.2    Saran .............................................................................................................

 

Daftar Pustaka ...................................................................................................

 

 

 

 

 

 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

        1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perbincangan-perbincangan umum tentang islam, apalagi dalam pembahasan bidang-bidang khusus seperti pendidikan islam, Indonesia sangat di abaikan, walaupun negri ini negri muslim, yang paling bayak penduduknya. Hal ini di sebabkan karena adanya kesan umum bahwa indonesia adalah kawasan islam yang berada “di luar arus pemikiran intelektual”. Namun di masa-masa akhir ini telah terjadi kegiatan intelektual islam tingkat tinggi di Indonesia. Dan muncul kelompok progresif dan konservatip dalam islam di Indonesia, teteapi dalam tibanya masa kemerdekaan, mulailah tahap baru yang khusus, yang sangat di names di Indonesia, tidak hanya dalam lapangan politik, tetapi juga dalam pendidikan islam. Walaupun tidak ada karya yang menyeluruh ataupun sekedar memadai tentang sejarah pendidikan islam di Indonesia memang bagus dan informative, tapi bagaimana pun juga, beberapa tahun ini melaancarkan program ilmiah, tentang pendidikan islam di Indonesia, di mana kementrian pendidikan dan kementrian agama kedua-duanya terlibat, namun sedemikian jauh sedikit sekali yang di ketahui mengenai usaha ini di dunia luar. Dan Indonesia terpaksa memulai langkah baru dalam pendidikan islam jalur-jalur modern. Dan Perkembangan yang cukup signifikan pada paruh pertama abad XX adalah semakin meningkatnya intensitas perjuangan negara-negara Muslim Untuk melepaskan diri dari dominasi kolonial Barat. Perjuangan tersebut banyak membuahkan hasil, dengan dicapainya kemerdekaan di banyak negara Muslim. Namun dengan kemerdekaan yang dicapai tersebut, tidak berarti pula mereka telah lepas sama sekali, dari bayang-bayang dan dominasi Barat.

 

 

 

 

      1.2. Rumusan Masalah                                                    

 Untuk Memudahkan Penyusunan dalam makalah ini, penyusun merumuskan masalah yang akan dikedepankan yaitu :

1.       Apa pengertian, Problematika, dan solusi Pendidikan Agama Islam Kontempoler di lingkungan keluarga?

2.      Apa pengertian, Problematika,dan solusi Pendidikan Agama Islam Kontempoler di lingkungan Sekolah?

3. Apa pengertian, Problematika, dan solusi Pendidikan Agama Islam Kontempoler di lingkungan Masyarakat?

 

1.1  Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan Penyusunan Makalah ini adalah

1.      Untuk Mengetahui pengertian, problematika, dan Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam Kontempoler  dikeluarga.

2.      Untuk Mengetahui pengertian, problematika, dan Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam Kontempoler di Sekolah

3.      Untuk Mengetahui pengertian, problematika dan Solusi Problematika Pendidikan Agama islam Kontempoler Masyarakat

 

1.2     Metode Penyusunan

Dalam Penyusunan Makalah ini penyusun menggunakan 2 metode yaitu :

1.      Kajian Pustaka, Mengambil referensi dari buku-buku yang relepan yang menyangkut dengan judul makalah tersebut

2.         Searching, Mengambil referensi dari internet.

1.3     Sistematika Penulisan

Penyusunan Makalah ini terdiri dari :

                      BAB 1 PENDAHULUAN

1.1   latar Belakang masalah

1.2     Rumusan Masalah

1.3   Tujuan Penulisan

1.4 Metode Penyusunan

1.5 Sistematika penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

     2.1 Pengertian, problematika dan Solusi Pendidikan agama islam kontempoler dikeluarga

2.2 Pengertian, problematika dan Solusi Pendidikan agama islam kontempoler disekolah

        2.3 pengertian, problematika, dan Solusi Pendidikan Agama Islam Kotempoler dimasyarakat

BAB 111 PENUTUP

                                    3.1 Kesimpulan

            3.2 Saran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                

 

 

BAB II

                                      PEMBAHASAN

     2.1 Pengertian, problematika dan Solusi Pendidikan agama Islam  kontempoler dikeluarga

 2.1.1 Pengertian Problematika Islam kontempoler di Lingkungan Keluarga

      1.Pengertian Islam Kontempoler

          Menurut H. U. Sobandi Al-Gunturi (2010) Pengertian Pendidikan Islam Kontemporer adalah Sistem pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai Islami bersumber pada Al-Qur’an, Al-sunnah dan hasil ijtihad pakar pendidikan Islam yang berorientasi kekinian selaras dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat modern.

    Menurut Asrori S (2009)  “Pendidikan islam kontempoler selama beberapa abad terakhir, peradaban Islam seakan mengalami kemerosotan bahkan kemunduran akibat kurangnya pendidikan yang mencerdaskan”.

Menurut penulis Pendidikan kontempoler adalah potret  pendidikan islam yang terlihat sekarang  yang mempengaruhi tingkah laku saat ini, dangan melihat aturan-aturan yang bersumber pada ajaran-ajaran dan aturan-aturan islam. dan Sebagai bangsa yang dikenal religius, seharusnya keberagamaan mempunyai kontribusi untuk mengurangi kejahatan sosial di sekitar kita. Nyatanya, belum ada tanda-tanda demikian. Karena masyarakat modern sangat membutuhkan perubahan sesuai dangan perubahan jaman menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

.

      2. Pendidikan dan keluarga

  Ahmad D Marimba (Dalam Nur Uhbiyati 1998:9) ‘Pendidikan adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam’

       Dari pendapat di atas maka saya dapat merumuskan bahwa apa yang di maksud dengan pendidikan adalah segala upaya atau proses pendidikan yang di lakukan untuk membimbing tingkah laku manusia baik individu maupun sosial,yang mempengaruhi tingkah laku seseorang sesuai dengan aturan-aturan islam’

       Menurut Anton M Meliono(1989: 413) “pengertian umum keluarga adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat, yang terdiri atas ibu, bapak, dan anak”,

       Sedangkan menurut Hasan Ayub (1994: 225) “keluarga ialah suatu kumpulan manusia dalam kelompok kecil yang terdiri dari atas suami, istri, dan anak-anak”

       Menurut Nur Uhbiyati(1998:73).”Keluarga adalah ikatan laki-laki dengan wanita berdasarkan hukum atau undang-undang perkawinan yang sah. Di dalam keluarga ini lahirlah anak-anak. Di sinilah terjadi interaksi pendidikan"

      Allah berfirman:

“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksaan api neraka…”(QS. At-Tahrim: 6)

 Rasulullah  saw  Bersabda yang Artinya:
“Dari Abu Huraerah radhiallahu anha, sesungguhnya Rasulullah saw, bersabda: “Tiada seorang anak pun dilahirkan, melainkan dilahirkan dalam atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (Hadits Riwayat Bukhory).

  Menurut (Arfipin : 2003) “Arti pendidikan agama dalam lingkungan keluarga adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam, menuju kepada terbentuknya kepribadian utama. Menurut ajaran-ajaran islam yang berlangsung di lingkungan keluarga

          Menurut Penulis Pendidikan Agama di lingkungan keluarga adalah pemberian sejumlah pengetahuan kepada seorang anak, yang di terapkan di lingkungan keluarga, biasanya di terapkan dan di jalankan oleh orang tuanya,terutama ibunya, dia mengajarkan kepada anaknya kebiasaan-kebiasaan baik, sikap-sikap yang baik menurut ajaran islam, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan contoh dan bimbingan keluarganya. Sekali lagi bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga itu merupakan pemberian sejumlah pengetahuan keagamaan dengan berbagai teori keagamaan, akan lebih ditekankan pada praktek hidup sehari-hari di lingkungan keluarga itu dilandasi dengan ajaran agama, sehingga hasilnya pendidikan agama itu sendiri akan betul-betul melekat dalam pribadi anak. Dan Pendidikan di lingkungan keluarga ini merupakan pendidikan pertama dan utama. Di katakana demikian karena di lembaga inilah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya. Di samping itu pendidikan di sini mempunyai pengaruh yang dalam terhadap kehidupan anak kemudian hari.

 

 

2.1.2  Problematika Pendidikan Kontemporer Agama Islam Dikeluarga

Problematika pendidikan kontempoler Agama islam di keluarga yaitu:

1.   Bagaimana cara mendidik anak-anak tentang Islam dan prinsip-prinsip dan tradisi keagamaan dalam ajaran islam

2.   Bagaimana peran dari pendidikan  Islam di rumah

3.Permasalahan pemilihan sekolah apakah anak-anak dimasukan di sebuah "sekolah Islam" atau di sekolah umum atau swasta?

4. Permasalahan Pengajaran moral dan akhlak mulia dalam lingkungan keluarga

5.Pengamanan tidak hanya iman Islam, tetapi juga budaya dan tradisi Islam.

         Perlu diingat bahwa pada diri anak itu terdapat kecenderungan-kecenderungan ke arah yang baik, akan tetapi dilengkapi dengan kecenderungan ke arah yang jahat. Maka tugas keluarga dalam hubungan ini adalah menghidup-suburkan kecenderungan ke arah yang baik. Dan menjinakan kecenderungan ke arah yang jahat. Suatu pengaruh pendidikan yang paling pundamental dan fungsional dalam pribadi, bilamana pengaruh tersebut ditanamkan dalam pribadi anak yang masih berada pada awal perkembangannya. Pengaruh tersebut akan menjadi benih utama yang dapat berpengaruh dalam perkembangannya lebih lanjut. Oleh karena itu benih-benih potensial yang mampu mendorong anak untuk mengembangkan pribadinya dalam alternatif pemilihan lapangan hidup manusia di masa dewasanya sesuai bakat   dan   kemampuan.

             Menurut penulis  Problatika pendidikan Agama islam kontempoler di keluarga saat ini adalah tak lepas dari bimbingan orang tua yang tak sepenuhnya membingbing seorang anak, sehingga dengan kesibukan dan mungkin dengan pribadi yang enggan mempelajari  agama, sehingga anak pun tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak yang kurang mencerminkan pribadi yang kurang baik, Problematika seperti itu, akan mempengaruhi sikap seorang anak di lingkungan keluarga yang akan di bawanya kelingkungan masyarakat, seorang anak yang broken home akan bisa di bedakan dengan anak-anak yang di bimbing oleh orang tuanya. Kekurangan belaian kasih sayang orang tua menjadikan anak keras kepala, sulit di atur, mudah memberontak dan lain-lain, tetapi sebaliknya kasih sayang yang berlebihan menjadikan anak manja, penakut, tidak cepat untuk dapat hidup sendiri.

 

 2.1.3 Solusi Problematika Pendidikan Agama islam  Kontempoler di lingkungan keluarga

                 Menurut Fazlur Rahman (1985: 155) ’salasatu solusinya nyaitu dengan menerima pendidikan sekuler modern sebagaimana yang telah berkembang di barat dan mencoba untuk “mengislamkannya”nya, yakni mengisinya dangan konsep-konsep kunci tertentu dari islam’.

 

           Menurut penulis solusi problematika pendidikan agama islam kontempoler di lingkungan keluarga yaitu:

1.      Orang tua seharusnya memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya,dan orang tua harus pandai dan tepat memberikan kasih sayang kepada anaknya jangan kurang dan jangan berlebihan.

 

2.      Kunci pendidikan dalam keluarga sebenarnya terletak pada pendidikan rohani dalam arti pendidikan kalbu. Karena pendidikan agamalah yang berperan besar dalam membentuk pandangan hidup seseorang.

3.      Solusi Pendidikan agama islam kontempoler di lingkungan keluarga nyaitu pendidikan islam harus di kembalikan kepada fitrahnya dengan tampa mengesampingkan dimensi-dimensi penting, dan harus di rancang sedemikian rupa supanya pendidikan di keluarga dapat mengembangkan potensi yang di miliki oleh seorang anak secara alami, dan kreatif dalam suasana kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab.

4.      Kembangkan sejak dini pendidikan islam, dan biasakan mengenalkan kebiasaan baik sesuai dengan tuntunan Al-Quran, agar anak terbiasa dan menjadi pribadi yang shalih. Dan jika orang tua sibuk percayakan pada madrasah, atau percayakan pada guru pembimbing khusus.

5. lebih ditekankan adanya bimbingan yang terarah dan berkelanjutan dari orang-orang dewasa yang bertanggung jawab di lingkungan keluarga untuk membimbing anak dan berusaha menciptakan suasana kehidupan beragama di lingkungan keluarga.

 

2.2 pengertian, problematika, dan Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam Kontempoler diSekolah

  2.2.1 Definisi Pendidikan di Lingkungan Sekolah

 

              1. Pendidikan dan Sekolah

Menurut M.J. Langeveld (1995) “Pendidikan Adalah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggungjawab secara susila”.

Pendapat penulis, yang di maksud dengan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Umar Tirtarahardja (2005: 172) “Sekolah adalah sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan”

Pendapat penulis, maka sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau(“murid") di bawah pengawasan guru.

Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam ( knowing ), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam ( doing ), dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari- hari ( being ).

Pendapat penulis, bahwa Pendidikan Agama di Sekolah adalah Lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana adalah Sekolah. Guru- guru yang melaksanakan tugas pembinaan, pendidikan dan pengajaran tersebut adalah orang- orang yang telah dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik, dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas kependidikan.

2.2.2    Problematika Pendidikan Kontempoler Agam Islam di Sekolah

Menurut H. Abuddin Nata (2003) Lebih jauh dikemukakan  bahwa selanjutnya ada delapan masalah pokok system pendidikan agama di sekolah: (1) menurunnya moral dan akhlak peserta didik (2) pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pemerataan kualitas pendidikan (3) rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang dan jenis pendidikan; (4) masih rendahnya efisiensi internal system pendidikan nasional; (5) masih rendahnya efisiensi eksternal system pendidikan dan pelatihan; (6) Kelembagaan pendidikan dan pelatihan; (7) manajemen pendidikan yang tidak sejalan.

Pendapat penulis pokok permasalahan yang menjadi sumber utama problematika pendidikan agama di sekolah selama ini hanya dipandang melalui aspek kognitif atau nilai dalam bentuk angka saja, tidak dipandang bagaimana siswa didik mengamalkan dalam dunia nyata sehingga belajar agama sebatas menghafal dan mencatat. Hal ini mengakibatkan pelajaran agama menjadi pelajaran teoritis bukan pengamalan atau penghayatan terhadap nilai agama itu sendiri.

2.2.3        Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menurut H. Abuddin Nata, M.A. (2003: 23-31) solusi problematika pendidikan agama islam di sekolah yaitu :

1.      Dengan merubah orientasi dan focus pengajaran agama yang semula bersifat subject matter oriented, yakni dari yang semula berpusat pada pemberian pengetahuan agama dalam arti memahami dan menghafal ajaran agama sesuai kurikulum, menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada pengalaman dan pembentuk sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama.

2.      Dengan cara menambah jam pelajaran agama yang diberikan diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. kegiatan ekstra kurikulum perlu ditambah dan dirancang sesuai dengan kebutuhan dengan penekanan utamanya pada pengalaman agama dalam kehidupan sehari- hari.

3.      Dengan cara meningkatkan perhatian, kasih saying, bimbingan dan pengawasan yang diberikan oleh kedua orang tua dirumah. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa anak- anak yang sedang tumbuh dewasa dan belum membentuk sikap keagamaannya sangat memerlukan bantuan dari kedua orang tua.

4.      Dengan cara melaksanakan tradisi ke-islaman yang didasarkan pada Al-Quran dan Al-Sunnah yang disertai dengan penghayatan akan makna dan pesan moral yang terkandung didalamnya.

 

Pendapat penulis, Perlunya kesadaran siswa didik sebagai khalifatullahfil‘ardh akan membangun semangat bahwa agama tidak sebatas ritual saja. Akan tetapi, akan membangun toleransi, menjunjung kebenaran, dan keadilan. Dengan hal ini, agama berfungsi sebagai media penyadaran. Adapun kekurangan jam pelajaran agama disekolah dapat diatasi dengan menawarkan para siswa dalam kegiatan “ Ekstra Kurikuler “ anatara lain dengan kegiatan shalat berjama’ah, pendalaman agama melalui pesantren kilat, qiyamul lail (melaksanakan ibadah shalat dan amaliah keagamaan lainnya diwaktu malam), memberikan santunan kepada fakir miskin, dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.

 

2.3      Pengertian, Problematika, dan solusi pendidikan Agama islam Kontempoler di Masyarakat

2.3.1 Pengertian Problematika Pendidikan Agama Islam Kontempoler di   Masyarakat

    1. Pengertian problematika

Problematika adalah akar dari kata bahasa inggris “problem” yang artinya, soal, masalah atau teka teki juga berarti problematic yaitu ketidaktentuan.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek keterampilan) yang didmiliki oleh seorang individu. problematika pendidkan adalah persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan. Persoalan-persoalan pendidikan tersebut

2.Pengertian Pendidikan

 Menurut Burlian Somad secara garis besar meliputi hal sebagai berikut adanya ketidak jelasan tujuan pendidikan, ketidak serasian kurikulum, ketiadaan tenaga pendidik yang tepat dan cakap, adanya pengukuran yang salah ukur serta terjadi kekaburan terhadap landasan tingkat-tingkat pendidikan.

3. Pengertian masyarakat

       Masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya yang terdiri lebih dari satu kelompok atau golongan yang saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya.

4. Pengertian Pendidikan Islam

Ada beberapa pendapat tentang pengertian Pendidikan islam diantaranya:

1.    Menurut al-Syaibaniy mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.

2.    Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan bisa membentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.

3.    Ahmad Tafsir mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Menurut Penulis pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya.Sesuai dengan aturan Al-Qur’an dan as-sunnah yang diharapkan dapat membimbing perilaku seseorang menuj kepada kepribadian yang sholeh dan sholehah dan mampu menjadi seorang musim yang hakiki. Dan Konsep dasar pendidikan islam yakni usaha, kemanusiaan, perkembangan, proses, bimbingan oleh manusia secara sadar.

 

2.3.2 Problematika Pendidikan islam di Masyarakat

              Menurut Fazlur Rahman (1985:150) “Problematika pendidikan islam di masyarakat yaitu tek lepas dari perbincangan-perbincangan umum tentang slam, apalagi dalampembahasan bidang-bidang khusus seperti hukum dan pendidikan islam Indonesia sangat diabaikan, walaupun negeri ini negeri muslim yang paling banyak penduduknya”.

Menurut mastuhu (2003) problematika pendidikan islam di masyarakat, Indonesia merupakan negara yang mayoritas Islam. Akan tetapi dalam hal pendidikan, pendidikan islam tidak menjadi mayoritas dalam kedudukan pendidikan nasional. Sudah menjadi rahasia public bahwa pendidikan Islam di pandang selalu berada pada posisi deretan kedua atau posisi marginal dalam system pendidikan nasional. Padahal, pendidikan apa pun itu, Baik pendidikan nasional ataupun pendidikan Islam, pada hakekat nya pendidikan adalah mengembangkan  harkat dan martabat manusia, memanusiakan manusia agar benar-benar mampu  menjadi  khalifah.

 

Ini mengindikasikan bahwa pendidikan islam di Indonesia masih dibalut sejumlah problematika. Suatu Permasalahan dapat muncul dari elemen-elemen intern maupun ektern yang ada di sekitar badan itu sendiri. Begitu juga dalam pendidikan, bahwa problem-problem itu berakar dari penyebab eksternal dan penyebab internal (Subliyanto: 2010). Problem internal hingga ekternal pun hadir di tengah-tengah pendidikan Islam. Mulai dari permasalahan internal dalam hal managemen hingga persoalan ekternal seperti politik dan ekonomi menambah sederet daftar problem yang mestinya ditindak lanjuti.

1.    Faktor Internal

Yang dimaksud dengan factor internal ialah hal-hal yang berasal dari dalam madrasah.

Adapun faktor-faktor internal dalam pendidikan Islam,yaitu :

a.    Manajemen pendidikan Islam yang terletak pada ketidak jelasan tujuan yang hendak di capai, ketidak serasian kurikulum terhadap kebutuhan masyarakat, kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas dan profesional, terjadinya salah pengukuran terhadap hasil pendidikan serta masih belum jelasnya landasan yang di pergunakan untuk menetapkan jenjang-jenjang tingkat pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga keperguruan tinggi. (Abidin : 2010)

Menurut Moh Raqib bahwa  problem mutu lulusan lembaga pendidikan islam selama ini adalah alumni yang bisa dibilang tidak atau kurang kreatif. Indikasi hal tersebut tampak pada alumni yang relative banyak tidak mendapat lapangan kerja dan lebih mengandalkan untuk menjadi PNS sementara lowongan kerja untuk PNS sangat terbatas. Ini menunjukkan rendahnya kreatifitas untuk menciptakan lowongan kerja sendiri. (Raqib: 89).

Tentunya fenomena ketidak kreatifan peserta didik tentu saja tidak lepas dari system pendidikan dan pembelajaran yang ada di lembaga pendidikan yang memenag sering kali tidak menekankan peserta didik untuk bersikap kreatif. Padahal menegemen siswa yang meliputi pengolahan siswa menjadi output yang menarik itu penting. Hal ini menunjukkan bahwa menegemen pendidikan dalam lembaga pendidikan islam pada umumnya belum mampu menyelenggarakan pembelajaran dan pengelolaan pendidikan yang efektif dan berkualitas.

b.    Kompensasi profesional guru yang masih sangat rendah. Para guru yang merupakan unsur terpenting dalam kegiatan belajar mengajar, umumnya lemah dalam penguasaan materi bidang studi, terutama menyangkut bidang studi umum, ketrampilan mengajar, manajemen keles, dan motivasi mengajar. Para guru seharusnya mempunyai kompetensi padagogik , kepribadian, profesional, dan sosial. (Qurroti : Scirbd.com ).  Faktanya tak jarang ditemui guru mengeluhkan nasibnya yang buruk, guru tidak berkompeten untuk melakukan pengarahan; dan guru yang merasa bahwa tugasnya hanya mengajar.

c.    SDM yang kurang

·      Pemimpin sekolah yang lemah dalam komunikasi dan negosiasi. Pimpinan pendidikan Islam bukan hanya sering kurang memiliki kemampuan dalam membangun komunikasi internal dengan para guru, melainkan juga lemah dalam komunikasi dengan masyarakat, orang tua, dan pengguna pendidikan untuk kepentingan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.

2.      Faktor Eksternal

Faktor berasal dari luar madrasah, tetapi berpengaruh terhadap perkembangan dan dinamika madrasah.

Adapun faktor-faktor eksternal yang dihadapi pendidikan Islam, meliputi :

a.       Adanya perlakuan diskriminatif pemerintah terhadap pendidikan Islam.

b.      Alokasi dana yang diberikan pemerintah sangat jauh perbedaannya dengan pendidikan yang berada di lingkungan Diknas. Terlepas itu semua, apakah itu urusan Depag atau Depdiknas, mestinya alokasi anggaran negara pada pendidikan Islam tidak terjadi kesenjangan, Padahal pendidikan Islam juga bermisi untuk mencerdaskan bangsa, sebagaimana juga misi yang diemban oleh pendidikan umum. kebijakan pemerintah yang kurang memerhatikan maksimal terkait dengan penyelenggaraan pendidikan Islam.Walau diakui ada kemajuan tapi masih jauh dari harapan rakyat Indonesia yang mayoritas berpenduduknya beragama Islam.

c.       Secara sociocultural politis pendidikan Islam berlangsung semenjak masuknya Islam di persada Nusantara. Sejak lama masyarakat menumbuh-kembangkan pendidikan Islam baik di mesijid maupun pesantren dengan cara bergotong royong. Kemandirian Paradigma masyarakat terhadap lembaga pendidikan islam masih sebelah mata. Lembaga pendidikan Islam  merupakan alternatif terakhir setelah tidak dapat diterima di lembaga pendidikan di lingkungan Diknas, itulah yang sering kita temui di sebagian masyarakat kita. Pandangan masyarakat yang demikian menjadi indicator rendahnya kepercayaan mereka terhadap lemabga pendidikan islam.

 

2.1. Solusi problematika pendidikan islam kontemporer di masyarakat

    Solusi problematika pendidikan islam konpemporer di masyarakat diantaranya:

1.     Meningkatkan Kehidupan beragama, agar perkembangan pribadi manusia sesuai dengan norma islam

2.    Meningkatkan Kehidupan sosial, agar dapat berkembang menjadi sistem bebas dari penghisapan manusia lain

3.    Meningkatkan Kehidupan politik, agar tercipta sistem demokrasi yang sehat dan dinamis sesuai dengan islam

4.    Melestarikan Budaya, agar menjadi manusia penuh keindahan dan kegairahan dengan nilai norma

5.    Meningkatkan Ekonomi, terbina masyarakat yang adil dna makmur dengna ridha Allah SWT

6.    Meningkatkan Pengetahuan, yang bertujuan agar berkembang menjadi alat untuk menapai kesejahteraan umat manusia yang dikendalikan oleh iman.

 

         Menurut penulis solusi dari problematika pendidikan islam kontemporer di masyarakat. Masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi pihak yang menuntut pendidikan yang bermutu, tetapi juga berperan serta memberikan masukan pikiran, tenaga dan biaya bagi kemampuan pendidikan. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu dengan uang, material atau barang, solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, antara lain: sistem ekonomi, sistem politik, sistem sosial, ideologi, dan lainnya.tidak  Dan masyarakat diharapkan tidak terbawa oleh pergaulan-pergaulan yang berada di luar yang negatif dengan memperkuat aqidah pada diri kita dan dapat menjadi masyarakt yang taat pada aturan islam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                             BAB 111

                          PENUTUP

3.1     Kesimpulan

1.   Pendidikan Agama islam kontempoler di lingkungan keluarga adalah Pemberian pendidikan yang di lakukan oleh orang tua berdasarkan nilai-nilai Islami bersumber pada Al-Qur’an, Al-sunnah dan hasil ijtihad pakar pendidikan Islam yang berorientasi kekinian selaras dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat saat ini. Ploblematika Pendidikan agama islam di keluarga adalah kurangnya bimbingan orang tua, dan kesalahan mendidiknya, sehingga orang tua memberi kebebasan sehingga anak terjatuh pada jurang kemaksiatan.Solusinya yaitu, orang tua seharusnya memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya,dan orang tua harus pandai dan tepat memberikan kasih sayang kepada anaknya jangan kurang dan jangan berlebihan.

2.  Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam , terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam, dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Problematika pendidikan agama secara umum hanya mengedepankan aspek   kognitif atau hasil pencapaian akhir terhadap suatu mata pelajaran. Solusi problematika disekolah dengan cara menambah jam pelajaran agama yang diberikan diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

3. Masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling berinterksi satu dengan yang lainnya yang terdiri lebih dari satu kelompok atau golongan yang saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya.

Problematika pendidikan Islam dibedakan menjadi 2 sumber internal dan eksternal. Sumber internal yang berasal dari dalam madrasah meliputi manajemen madrasah, SDM yang kurang, dll. Sedangkan pada eksternal yang berasal dari luar meliputi kebijakan pemerintah yang dikotomik dan paradigma yang negatif oleh masyarakat terhadap madrasah. Solusi pendidikan islam kontemporer di  masyarakat diharapkan tidak terbawa oleh pergaulan-pergaulan yang berada di luar yang negatif dengan memperkuat aqidah pada diri kita dan dapat menjadi masyarakt yang taat pada aturan islam.

 

3.2 Saran

Dari masalah masalah yang terjadi di lingkungan Keluarga, sekolah, dan Masyarakat seharusnya kita lebih meningkatkan dan menegakan aqidah kita, dan lebih meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT, kerena jika kita berpegang teguh kepada ajaran agama islam, maka tak akan problematika-problematika yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                       DAFTAR PUSTAKA

 

 Al-Qur’an

Al-Hadits

Uhbiyati, Nur. (1998). Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka   Setia

     Hakim, Atang ABD dan Mubarak, Jaih. (2000). Metodologi Study   Islam. Bandung: PT Remaja Posda Karya

 Rahman, Fathur.(1985). Islam dan Modernitas, Bandung: Pustaka

www.mambaussholihin.com

http://smait.nurhidayahsolo.com/index.php/component/content/article/70-karya-siswa/83-makalah-problematika-pendidikan-agama-islam-di-kelurga

http://smait.nurhidayahsolo.com/index.php/component/content/article/70-karya-siswa/83-makalah-problematika-pendidikan-agama-islam-di-sekolah

 

25+ Aplikasi Penghasil Uang 2021 Terbukti Membayar

25+ Aplikasi Penghasil Uang 2021 Terbukti Membayar

Aplikasi Penghasil Uang 2021 Terbukti Membayar


Jika anda mencari keyword aplikasi penghasil uang 2021 di Google, ada banyak sekali daftar yang disodorkan kepada anda, dengan varian kata kunci seperti:

  • Apk penghasil uang gratis
  • Aplikasi penghasil uang rupiah
  • Aplikasi penghasil dollar 2021
  • Aplikasi penghasil uang tanpa paypal
  • Aplikasi penghasil uang tanpa modal
  • Aplikasi penghasil uang yang terbukti membayar
  • Apk penghasil uang tanpa paypal
  • Aplikasi penghasil uang tanpa deposit
  • Aplikasi penghasil pulsa 2021 yang terbukti membayar
  • Survey dapat uang dan pulsa
  • Dan lain sebagainya

Hasil pencarian semua keyword diatas, yang telah saya evaluasi, pembahasannya sebagian besar hampir sama begitu juga aplikasinya.

Dengan kata lain, daftar yang disajikan itu mungkin belum pernah di coba langsung penulis artikel dan hanya direwrite ulang dari artikel orang lain.

Oleh karena itu, di artikel kali ini saya akan mengulas beberapa aplikasi penghasil uang yang sudah terbukti membayar.

Aplikasi tersebut juga sudah pernah saya gunakan minimal sekali, baik langsung ataupun tidak langsung.

Maksudnya gimana ya? Semua aplikasi yang saya ulas dibawah ini ada yang masih terinstal di HP saya, ada juga yang kadang-kadang uninstall saking banyaknya.

Dengan kata lain, aplikasi ini benar-benar membayar para penggunaannya tanpa embel-embel, harus deposit atau undang teman misalnya, yang justru mempersulit pencairan saldo.

Ada beberapa aplikasi yang saya sertakan izinnya, untuk melihat data-data apa saja yang dikumpulkan developer.

Yang memungkinkan anda mengetahui seberapa aman aplikasi tersebut setelah terinstal di ponsel anda.

Contoh Sambutan Ketua Panitia

Contoh Sambutan Ketua Panitia

Contoh Sambutan Ketua Panitia PORSADIN Diniyah Takmiliyah


 
Di setiap kegiatan, pasti pada pembukaan acara selalu ada sambutan-sambutan, diantarannya adalah sambutan ketua panitia. Kalau anda gres pertama kali mengadakan program dan harus mengisi sambutan sebagai ketua panitia tentu stres kecil, nerves, gugup dan lain sebagainya akan bercampur aduk.

Apalagi kalau anda memang belum terbiasa berbicara didepan orang banyak tentu sambutan yang harus anda lakukan akan menjadi beban tersendiri, aib itu niscaya gugup dalam penampaian pidato juga tidak sanggup dihindari. Untuk itu kali ini kami sedikit memberikan Contoh Sambutan Ketua Panitia PORSADIN Diniyah Takmiliyah  yang mungkin sanggup anda jadikan sebagai rujukan dalam menciptakan naskah sambutan nantinya

Contoh Sambutan Ketua Panitia PORSADIN Diniyah Takmiliyah
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Yang Saya hormati Bapak Camat……………………/ Yang Mewakili.
Yang Saya hormati Bpk Kapolsek ................. beserta jajarannya.
Yang Saya hormati Bpk/Ibu Para Kepala Desa Se-Kecamatan Jamanis
Yang Saya hormati Kepala Kantor Kementerian Agama Kecamatan Jamanis
Yang Saya hormati Kepala Madrasah DiniyahS e-Kecamatan Jamanis
Yang Saya hormati Para Guru guru Sekalian, sertapeserta-peserta PORSADIN 2021

Hadirin Undangan yang sama-sama berbahagia.
Pada kesempatan kali ini marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga pada hari ini kita sanggup menghadiri dan mengikuti pembukaan PORSADIN tingkat Kecamatan Jamanis  dan Peletakan Batu Pertama Diniyah Center Kec. Jamanis dalam keadaan sehat walafiat tanpa kurang suatu apapun.

Sholawat  beserta salam selalu kita curahkan kepada nabi kita Muhammad SAW yang kita semua nantikan syafaatnya di hari yaumul hisab amin amin yarobbal ‘alamin.

Hadirin dan penerima yang berbahagia
Seperti kita ketahui bersama bahwa Porsadin tingkat Kecamatan ini menjadi sangat penting kiprahnya dalam mendorong penciptaan karya faktual disegala bidang terutama bidang olahraga dan seni yang pada gilirannya aktivitas ini akan memperlihatkan santunan untuk pendidikan anak didik biar menjadi insan beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap kreatif dan mandiri. Porsadin merupakan satu momen pengembangan talenta dan kreatifitas santri Diniyah Taklimiyah sebagai relevansi antara pendidikan di diniyah taklimiyah dengan Undang-Undang 20 Tahun 2003 perihal sistem pendidikan Nasional karana pendidikan Diniyah dan Taklimiyah menjadi sangat penting sebagai salah satu garda pengembangan pendidikan Islam dan pembangunan karkter.

Hadirin dan penerima yang berbahagia
Ijinkanlah pada kesempatan ini saya selaku ketua FKDT Jamanis memberikan beberapa hal sebagai berikut:

Yang pertama : selamat tiba ahlan wasahlan dan ucapan terima kasih kepada seluruh hadirin sebab sudah meluangkan waktunya guna menghadiri program yang sangat mulia ini. Semoga dengan adanya  program ini diperlukan bisa  dijadikan moment dalam rangka mempererat tali silaturahim dan menyebarkan kreatifitas santriwan/wati  MDT di Kecamatan Jamanis dan juga mengambarkan bahwa Madrasah Diniyah Takmiliyyah masih tetap eksis dan hidup tidak tertelan oleh perkembangan zaman.

Yang kedua kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran masyarakat, kepada seluruh donatur dan sponsor, yang telah membantu sehingga terealisasikan aktivitas ini dengan sangat baik ini. Utamanya Kami mengucapakan terimakasih kepada pemerintahan Desa sindangraja atas kerja samanya yang telah dengan tulus memperlihatkan dukungannya sehingga pembangunan gedung ini mulai sanggup dikerjakan ibarat kini ini. Tak lupa kami memohon santunan doa restu dari semuanya sebab tentu dalam pembangunan ini tidak semuanya sanggup kami lakukan dengan baik tanpa santunan dari semunaya, Kita berdoa semoga pembangunan gedung diniyah center ini ini sanggup berjalan dengan baik. Insya Allah mari kita berinvestasi untuk masa depan kita yang abadi di alam abadi untuk mewujudkan sarana ibadah, tarbiyah dan dakwah 

(Dan barang apa saja yang kau nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya), (QS Saba [34]: 39).

Dengan adanya gedung/kantor diniyah center ini, diperlukan akan menambah semangat kita untuk lebih sanggup meningkatkan kinerja kita dari apa yang telah kita kerjakan selama ini.

Selanjutnya, perlu juga kami sampaikan bahwa lomba porsadin ini akan diisi beberapa perlombaan diantaranya lomba kosidah, Murotal, Atletik, Murotal, Tahpiiz Quran, Kaligrafi, Pidato, Puisi dll. Semoga melalui porsadin ini akan melahirkan generasi penerus yang lebih jenius, handal, kompeten dan keperibadian luhur demi terciptanya generasi penerus yang bermanfaat untuk agama dan Negara khusunya di kecamatan Jamanis.

Yang Terakhir,  panitia hanyalah seorang biasa yang masih berbagai kekurangan, maka dari itu dalam penyelenggaraan program ini jikalau masih banyak kekurangan disana sini baik dalam penyambutan, jamuan ataupun daerah penyelenggaraan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikianlah Laporan aktivitas ini kami sampaikan, sebelum kami mengakhiri laporan ini kami memohon dengan hormat Kepada Ibu Ketua FKDT Kab. Tasikmalaya untuk membuka aktivitas ini secara resmi.

Sekian kurang lebihnya mohon maaf,

Wallahulmuafik …….
Wassalamu,alaikum, Wr’Wb

Makalah Bahasa Sunda - Sajak

Makalah Bahasa Sunda - Sajak

 Makalah Bahasa Sunda - Sajak


BAB I 

BUBUKA

 

1.1         Kasang Tukang

Dina kahirupan sapo-poe urang sarerea pasti wae pernah nguping istilah sastra atawa karya sastra, prosa atawa sajak. Tina maca karya sastra, urang sarerea bakal manggihan harkat hirup. Tina basa lain, tina karya sastra aya ka manfaatan pikeun kahirupan. Karya sastra anu alus, biasana sok ngabogaan nilai (value). Nilai eta di wangen tina wujud wangenan karya sastra, anu sacara implicit sok aya dina galur, latar, tokoh, tema jeung amanat. Atawa dina larik, kuplet, rima jeung irama. Nilai anu di kandung tina karya sastra nyaeta : Nilai hedonik (Hedonic Value), nilai artistik (Artistic Value), nilai kultural (Cultural Value), nilai etis, moral, agama (Ethical, Moral, Religious Value) jeung nilai praktis (Practical Value).

Salah sahiji karya sastra Indonesia nyaeta sajak. Sajak teh nyaeta anu ngabogaan ciri mantra, rima, teu jeung rima, atawa kombinasi duanana. Katangtuanna, lamun di bandingkeun jeung sastra anu sejen nyaeta, dina basa-basana anu topang-manopang jeung hubungan tina harti.

Pamahaman jalma-jalma kana sajak bisa beda-beda. Ieu di sababkeun tergantung timana urang ngahartikeunna. Sajak mangrupakeun ekspresi jiwa atawa emosi panyair kana naon-naon masalah anu kapanggih dina ka hirupan. Jeung anu nyieuna kana sajak bisa saha wae heunteu kudu jalma-jalma anu palalinter. Tapi urang oge salaku jalma awam bisa nyieun oge lantaran satiap jalma ngabogaan imajinasi jeung pangalaman-pangalaman anu bisa di jadikeun atawa anu bisa di larapkeun kana sajak.

 

1.2         Watesan Masalah

Watesan masalah ieu dilakukeun supaya panalungtikan bisa luyu jeung tujuan anu di harepkeun. Watesan masalahna nyaeta: sakabeh anu ngenaan kana sajak sufi.

 

1.3         Maksud Jeung Tujuan

Maksud tina makalah ieu nya eta pikeun nganyahokeun sajak sufi. Tujuanna tina nyieun karya ilmiah ieu nyaeta:

a.       Nganyahokeun salah sahiji karya sastra Indonesia anu tina jalur sajak sufi;

b.      Nganyahokeun unsur-unsur sajak; jeung

c.       Bisa nambahan kana kanyaho tina karya sastra

 BAB II

ULIKAN TIORI

 

2.1         Bahasan

Sajak sufi teh nyaeta salah sahiji karya sastra Indonesia. Sajak sufi bisa di hartikeun sajak anu di tulis ku panganut paham kana tasawuf, sajak anu ngandung kana nilai-nilai tasawuf, atawa sajak anu ngandung kana pangalaman tasawuf. Sajak sufi biasana ngebrehkeun rasa ka sono panyairna kanu nyiptakeunna (Allah), hakekat hubungan mahluk jeung sang Khalik, jeung sagala tingkah polah anu ka asup kana pangalaman kaagaman (religious).

 

2.2         Wangenan

Wangenan sajak sufi teu beda jauh jeung sajak-sajak anu sejena. Anu di wangen ku tema, makna/harti, rasa, irama/lagu, jeung amanat.

a.       Tema

Tema nyaeta pokok pasualan anu bakal di jentrekeun tina wangen sajak. Tema eta bisa di kembangkeun ku cara nagtukeun hal-hal anu rek di jenterkeun tina sajak. Tema bisa oge disebut pokok pasualan pikeun pikeun panyair.

b.      Makna /Harti

Makna nyaeta kata anu dipake dina sajak. Makna sajak aya anu disebut makna denotasi jeung aya anu disebut makna konotasi.

 

1.      Makna Denotasi

Makna denotasi nyaeta makna dasar, leksikal, kamus, umum, netral, teu di campur nilai rasa, lain kiasan, atawa harti anu paling deukeut. Atawa disebut oge makna anu sabeuneurna.

2.      Makna Konotasi

Makna konotasi nyaeta makna anu timbul tina akibat sikap sosial, sikap pribadi, jeung tina sikep tambahan, anu dikenakeun kana salah sahiji makna konseptual atawa disebut makna kiasan makna ditukangeun makna anu sabenerna.

c.       Rasa

Rasa nyaeta sikep panyair kana pokok pasualan.

d.      Irama/Lagu

Lagu nyaeta sikep panyair kana macana sajak.

e.       Amanat

Amanat nyaeta salah sahiji perkara anu anu jadi tujuan panyair atawa efek anu tangtu anu di dambakeun ku panyair, oge disebut pesan atawa palajaran anu bisa di pelajari tina salah sahiji sajak.

 BAB III

ANALISIS DATA

 

3.1         Conto Sajak Sufi

Karya: Abdul Hadi W.M

Gusti

Gusti,

Kuring jeung Anjeun deukeut pisan

Sakumaha seuneu jeung panas

Kuring teh panas tina seuneu Anjeun

Gusti,

Kuring jeung Anjeun deukeut pisan

Seperti kaen jeung kapas

Kuring kapas tina kaen Anjeun

 

3.2         Analisis

a.         Tema

Tema sajak sufi di luhur nyaeta hakekat hubungan mahluk jeung sang Kholik. Lantaran panyair ngajentrekeun yen sakabeh jalma heunteu jauh jeung pangawasan anu nyiptakeunna (Alloh SWT).

b.        Makna

Makna anu di kandung dina sajak sufi bisa disajikeun dina bentuk narasi ieu dihandap:

Sajak anu di karang ku Abdul Hadi W.M. eusina nyaeta “Yen saenya-enyana jalma-jalma teh heunteu jauh jeung Alloh SWT, tegesna mah jalma-jalma teh henteu bisa ngahindar tina pangawasan Allah SWT, lir di umpamakeun saperti seneu jeung panas, jeung lir ibarat kaen jeung kapas anu henteu bisa dipisahkeun.”

Dina narasi diluhur nandakeun makna anu dikandung dina sajak eta miboga makna denotasi jeung konotasi (campuran).

c.         Rasa

Pangarang anu ngarang kana sajak sufi anu judulna “Gusti” , ngabogaan sikep yen anjeuna geus sono pisan ka Gusti Alloh SWT, jeung anjeuna rumasa yen dirina teu bisa jauh ti Allah SWT.

d.        Irama/Lagu

Dina conto sajak sufi. Iramana bisa make lagu angger, lantaran tiap padalisan sajak sufi di luhur iramana sarua atawa angger nyaeta 2//2.

e.          Amanat

Amanat anu di kandung dina sajak sufi “Gusti” anu bade di sampaikeun ku pangarang nyaeta: urang teh kudu sadar yen urang sarerea heunteu bisa jauh tina pangawasan Alloh SWT, heunteu bisa sabebas-bebasna hirup di dunya. Kumargi kitu urang kudu ngajaga sikep, tingkah laku urang, lantaran Alloh SWT bakal terus bakal aya wae ningali ka urang, ngawas ka urang dina keur ngalakonan naon bae.

 BAB IV

PANUTUP

 

4.1         Kacindekan

Dina analisis data anu geus dilakukeun kana sajak sufi bisa dicindekkeun sababaraha hal nyaeta:

a.    Sastra nyaeta karya tulis anu, lamun di bandingkeun jeung karya tulis anu sejena, miboga pirang-pirang ciri kaunggulan saperti kaorsinilan, kaartistikan, sarta kaendahan tina eusi jeung ungkapanna.

b.    Sajak sufi teh nyaeta salah sahiji karya sastra Indonesia. Sajak sufi bisa di hartikeun sajak anu di tulis ku panganut paham kana tasawuf, sajak anu ngandung kana nilai-nilai tasawuf, atawa sajak anu ngandung kana pangalaman tasawuf. Sajak sufi biasana ngebrehkeun rasa ka sono panyairna kanu nyiptakeunna (Allah), hakekat hubungan mahluk jeung sang Khalik, jeung sagala tingkah polah anu ka asup kana pangalaman kaagamaan (religious).

c.    Unsur-unsur sajak sufi teu beda jauh jeung sajak-sajak anu sejena nyaeta miboga tema, makna/harti, rasa, irama/lagu, jeung amanat.

 

4.2         Saran

Pikeun ngembangkeun kanyaho kana karya sastra khususna sajak anu leuwih ngembang, saena kedah ngalakukeun sababaraha kagiatan, diantarana:

a.    Guru-guru anu ngajar kana bidang sastra di harepkeun supaya leuwih giat kana ngabimbing murid-muridna.

b.    Murid anu diajarna di harepkeun supaya diajarna bener-bener.

c.    Supaya lebih di tingkatkeun kana kagiatan ngenalkeun sastra-sastra Indonesia.

d.    Murid supaya kudu di lobakeun kana latihan-latihan sastra.

e.    Ngayakeun hiji pasanggiri anu ngenaan kana sastra supaya leuwih resep kana sastra-sastra Indonesia.

 

 DAFTAR PUSTAKA

 

Anindyarini, Atikah. 2008. Bahasa Indonesia Kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

 

__________. 2008. Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

 

Gumilar, Kankan.1996. Bahasa dan Sastra Indonesia. Ciparay: Hakim, Lukmanul. 2004. Bahasa Indonesia. Bandung: Elisa Surya Dwitma.

 

Sugono, Dendi. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

 

______. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

 

Suryana, dkk. 2006. PILA Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Elisa Surya Dwitama.

 

Wirajaya, Asep Yuda , dkk. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.